Tourette Syndrome

Psikologi dan Hypnosis dalam Keluarga

Pendidikan , pengajaran dan perkembangan anak yang merupakan bagian dari psikologi anak , dapat dibantu penyelesaiannya dengan hypnosis / hipnoparenting / hipnoterapi anak , atau juga disebut dengan hipnoterapi keluarga.

Pengetahuan hipnoterapi untuk anak (hypnoparenting) adalah sarana dan pengetahuan yang ”wajib” dimiliki oleh setiap orang tua yang sukses. Kunjungi klinik Hipno Parenting kami di Bandung.

Proses hipnosis dalam keluarga yang terjadi pada anak, sebenarnya terjadi setiap hari tanpa orang tua sadari. Di dalam ilmu hipnoterapi, proses hipnosis akan terjadi bila dalam komunikasi terdapat unsur-unsur/komponen dan atau gabungan unsur-unsur (Rachel Copelan Ph.D):

  • Motivation (keinginan kuat akan sesuatu)
  • Relaxation (santai, rileks)
  • Concentration (konsentrasi, fokus terhadap sesuatu)
  • Imagination (imaginasi terhadap sesuatu)
  • Autosuggestion (perintah)
  • Peak Emotion (emosi tinggi)
  • Repetition (pengulangan)


Dari komponen-kompenen tersebut di atas, sebenarnya sangat banyak terjadi proses hipnosis yang ”negatif” yang dapat merusak ”sang anak”, misalnya:

  • Bermain game PlayStation cukup lama (unsur imagination, motivation, concentration, emotion), negatif
  • Acara TV cukup lama, yang mengganggu proses belajar sang anak (unsur imagination, motivation, concentration, emotion), negatif
  • Orang tua yang sering marah (peak emotion, repetition), negatif
  • Cerita sebelum tidur oleh orang tua (unsur imagination, motivation, concentration, emotion), positif
  • Membaca bacaan yang mendidik (unsur imagination, concentration, emotion), positif
  • Bermain sendiri dengan alat permainan yang mendidik (unsur imagination, concentration, emotion, relaxation), positif


Peristiwa hipnosis ”negatif/keliru” yang sering kami jumpai dalam klinik kami adalah, akibat komunikasi dengan “emosi negatif” orang tua terhadap sang anak. Sebenarnya niat orang tua saat berkomunikasi adalah sudah baik dan benar, tetapi caranya yang barangkali belum tepat, sehingga sang anak menjadi salah mengerti. Misalnya adalah seperti dibawah ini.

Sang anak agak malas belajar, dan orang tua selalu “memerintahkan” untuk belajar. Sang anak sudah mau serius dan usaha keras belajar. Tentu saja perlu pembiasaan dalam proses belajar ini. Tetapi karena hasilnya belum ”kelihatan”, sang orang tua tetap saja ”memerintah” untuk tetap belajar, dan bahkan ”sering memarahi dan membentak” sang anak.

Bahkan orang tua sering memberikan ”label” disertai dengan nada suara tinggi:”Kamu bodoh amat sih, gini saja tidak bisa!”. Sang anak yang sebenarnya sudah berusaha ini, akan merasa ”stress” karena tetap dimarahi. Dan akan lebih ”celaka” lagi, kalau proses ini berlangsung berulang-ulang, sehingga menimbulkan image ”orang tua pemarah” dari sisi pandang sang anak (bahasa teknis dalam hipnosis disebut dengan anchor)

Dalam ilmu hipnosis, sebenarnya secara tidak sadar, orang tuya sudah memberikan ”sugesti” (perintah yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar sang anak), yaitu mengandung unsur-unsur negative peak emotion, repetition dan negative imagination.

Terlihat bahwa sikap orang tua sudah benar, terapi caranya yang kurang benar.
Maka dalam proses hipnoparenting, agar proses terapi tuntas, yang seharusnya diterapi adalah sang anak dan sekaligus orang tua, yaitu pada orang tua diberikan edukasi yang benar serta teknik-teknik komunikasi dengan menggunakan bahasa-bahasa hipnosis positif.

Tentu kita harus sadari, bahwa sebenarnya kata-kata orang tua kepada sang anak sebagian besar adalah juga berupa ”kata-kata hipnosis” yang dapat merusak atau mendidik anak ke arah yang positif.

Tugas professional hypnotherapiest adalah melakukan ”positive reprogramming” agar pasien kembali menjadi normal dan bahkan dapat meningkatkan personality skill sang pasien.

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *